Pembangunan Dalam Islam yang Lebih Mengutamakan Kemaslahatan Umat


Oleh: Qomariah (Muslimah Peduli Generasi)

Terjadi banjir berulang bukan semata karena curah hujan tinggi dan pendangkalan sungai saja, tetapi disebabkan juga oleh masalah kebijakan pembangunan Kapitalisme yang telah mengabaikan lingkungan.

Menteri pendidikan dasar dan menengah (mendikdasmen), Abdul Mu'ti mengatakan, banjir yang melanda wilayah Bekasi Jawa Barat, meliputi 90 SD, 7 SLB, 3 SMP, 9 SMA dan 5 SMK. Sehingga menyebabkan total keseluruhan ada 114 gedung sekolah yang terdampak dan mengalami kerusakan."jelas Abdul Mu'ti, berita. Satu.com (kamis, 6/3/2025).

Banjir melanda kawasan Bekasi Jawa Barat, sejak Ahad hingga Kamis, 2--6/3/2025. Bekasi dan sekitarnya menjadi wilayah yang terdampak parah. Badan penanggulangan bencana Daerah Bekasi (BPBD), menunjukkan bahwa banjir di Bekasi Jawa Barat, berdampak menyebabkan 114 gedung sekolah mengalami kerusakan.

Fasilitas pendidikan terdampak mencakup tingkat SD hingga SMA, baik di kota maupun di kabupaten Bekasi. Selain karena curah hujan yang sangat tinggi, banjir di (Jabodetabek) khususnya di kota Bekasi juga terjadi karena kondisi banjir di area hulu.

Bahkan banyak video beredar yang menunjukkan dahsyatnya banjir di kawasan ini. Rumah-rumah penduduk, kendaraan, jembatan terutama fasilitas sekolah untuk anak-anak belajar.

Adapun anak-anak terpaksa diliburkan sekolahnya, dan tidak bisa mengikuti pelajaran selama terjadi banjir. Sejauh ini, pihak pemerintah sendiri baik pusat maupun daerah masih sibuk menarasikan bahwa penyebab banjir adalah akibat cuaca yang sangat ekstrem. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), jauh-jauh hari memang sudah memperingatkan curah hujan yang akan terjadi tahun ini, memang jauh lebih tinggi dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Salah satu sebab terjadinya curah hujan yang sangat tinggi, adalah faktor atmosfer seperti, sirkulasi siklonik serta fenomena madden--Julian Oscillation (MJO) yang memperkuat pertumbuhan awan hujan sedemikian besar. Ada juga perbincangan soal kebijakan yang mempengaruhi kondisi wilayah di area hulu dan hilir, semisal hilangnya area serapan akibat alih fungsi lahan besar-besaran, serta penataan daerah aliran sungai yang asal-asalan, justru terkesan hanya upaya cuci tangan dan saling lempar kesalahan. 

Padahal diakui atau tidak, sebab utama terjadinya berbagai bencana di Indonesia Bukan semata karena faktor alam atau teknis, melainkan berpangkal dari kebijakan pembangunan kapitalistik yang telah mengabaikan lingkungan, inilah watak dari kepemimpinan sekuler kapitalistik yang mengeksploitasi wilayah hulu. Seperti hutan atau pegunungan,untuk menggenjot perekonomian demi pembukaan lahan dan pengembangan sektor kepariwisataan, itupun bahkan berdampak kepada masyarakat sekitarnya. 

Tampak ada yang salah dengan berbagai kebijakan terkait dengan alam saat ini. Bahwa dalam penerapan kepemimpinan sekuler kapitalistik saat ini, terbukti telah gagal menciptakan kehidupan yang harmonis dan sangat jauh dari kebaikan, mereka juga tidak kenal prinsip halal haram. Apa yang mereka sebut dengan pembangunan, faktanya justru menimbulkan kehancuran dan mudahnya mereka berlepas tangan, tidak memperdulikan penderitaan rakyat. 

Hanya kembali kepada kepemimpinan islam, sebagai konsekuensi keimanan dan secara empiris telah terbukti mampu menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh berkah, antara manusia dan alam semesta. Yaitu, syariat Islam yang berasal dari zat pencipta alam yang penerapannya secara total dipastikan akan membawa keberkahan (rahmatan lil alamiin),

Allah SWT berfirman,"dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."(QS. Al-A'raf: 96)

Kepemimpinan dalam Islam memang berfungsi sebagai pengayom dan penjaga umat secara keseluruhan. Setiap hal yang mengganggu dan merusak kehidupan, mereka akan di eliminasi oleh negara dan para penguasanya. 

Dalam upaya pembangunan kepemimpinan islam, hanya kemuliaan dan kemaslahatan, serta kejayaan negara yang lebih diutamakan, bukan demi kepentingan kelompok tertentu. termasuk para pemilik uang. Juga pembangunan dalam paradigma Islam jauh dari bencana dan kerakusan manusia, selain itu teruji pula tujuan turunnya risalah Islam secara Kafah yakni sebagai rahmat bagi seluruh alam. Insyaallah.

Wallahu a'lam bishawab.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel