TOLERANSI ITU TIDAK MENCAMPURADUKKAN YANG HAQ DAN BATIL

 


Oleh: Liza Khairina

Indonesia sudah tiga kali mendapat kunjungan Paus, pimpinan umat Kristen sedunia. Namun pada kunjungan ketiga ini ada yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Karena negara secara resmi terlibat sebagai penerima tamu inti dan secara berkala menggunakan protokol kenegaraan untuk memastikan agenda Paus Fransiskus berjalan dengan lancar. Mulai dari agenda interaktif dialog antaragama, tamu kehormatan di Istana Merdeka, di Masjid Istiqlal, juga melaksanakan misa akbar di GBK. Dan agenda-agenda moderasi lainnya yang secara langsung media-media mempublikasinya tepat hari itu.


Dari semua rangkaian acara pararel yang dilaksanakan Paus dan rombongan, ada pemandangan tidak biasa yang mengganjal perasaan dan pemikiran umat.  Yang seharusnya tidak dilakukan sebab bertentangan dengan nilai-nilai agama mayoritas penduduk negeri ini, malah dipaksakan kepada umat. Tampil menjadi ikon dan fokus hidangan agar diterima masyarakat sebagai buah kemajuan dengan drama toleransi yang kebablasan. 


Proyek moderasi memang dijajakan ke tengah-tengah umat oleh komandan ideologi kapitalis, yakni Amerika dan dedengkotnya. Rezim yang sudah dua periode ini memimpin terlihat sekali wellcomenya. Memberikan panggung dan support sistem agar proyek moderasi beragama langgeng dan terus bernas. Sedangkan dari organisasi-organisasi dan kalangan publik figur yang diuntungkan, mengambil alih fokus umat dengan terus menyuntikkan pandangan hidup yang kabur dan remang-remang antara haq dan batil. Islam menjadi lunak ditarik semaunya. Perlahan akan hilang taring kepemimpinan berfikirnya, dan menjadi sama dengan ajaran-ajaran lainnya. Sekedar spritual belaka, bahkan tenggelam fitrah ajarannya atas nama moderasi

Para pengusung moderasi ini bukan kaleng-kaleng di strata awam. Tapi mereka para intelek yang menguasai medan dan cukup kuat pengaruhnya di tengah-tengah umat. Mereka menjajakan ide-ide asing ini sebagai solusi pada dimensi pribadi, dan sistemik dengan asumsi mengangkat derajat umat pada modernisasi. Tidak tahunya justru menjauhkan umat dari agamanya dan menghantarkannya pada jurang kehancuran. 

Moderasi adalah proyek halus berdasarkan pandangan hidup orang-orang kafir untuk mengalihkan perjuangan kebangkitan Islam. Mengaduk-aduk konsep-konsep Islam, membuatnya lentur lalu dicampuradukkan dengan pandangan hidup barat. Seperti pluralisme, feminisme, demokrasi, hak asasi manusia, keadilan sosial dan konsep barat lainnya yang sebenarnya Barat pemegang kendalinya. Bukan Islam sumber hukumnya.

Karenanya, umat Islam harus hati-hati dan terus waspada dengan kampanye Barat yang melibatkan organisasi Islam dan aktivisnya. Sebab itu adalah jebakan mematikan yang merusak aqidah umat Islam dan memalingkan mereka dari perjuangan Syariat Islam kaffah.

Pentingnya umat Islam sadar politik adalah upaya menyelamatkan dini agar bisa menampung setiap serangan apapun yang dilancarkan musuh. Kemudian memahami strategi liciknya dan membuka kedok buruknya ke tengah-tengah umat. Agar umat cerdas tidak mudah dibodohi. Pada akhirnya akan sadar sepenuhnya bahwa Islam yang selalu dipahami sebagai agama ritual, ternyata merupakan ideologi hakiki dan sumber solusi. Ideologi hakiki yang bersumber dari wahyu yang tidak menjadikan hukum kesepakatan manusia dalam mengatur urusan masyarakat. Tapi mengambil Alquran dan hadits sebagai sumber hukum. Sebagai pandangan masyarakat dan menjadikannya sebagai aturan mengikat di tengah-tengah umat. 

Suksesi acara beruntun yang dipertontonkan oleh pelaku kebijakan dan tokoh-tokoh agama dalam menyambut kunjungan pimpinan umat kristen sedunia itu adalah pembodohan dan penistaan terhadap agama Islam. Mulai dari drama testimoni seorang muslimah yang memuliakan Paus, cium tangan Paus, menyandingkan bacaan Alquran dengan Bible, pidato-pidato Paus yang syarat dengan tendensi pluralisme, hingga mengganti suara adzan dengan running teks adalah agenda dan misi moderasi yang sudah merusak arti toleransi itu sendiri.

Umat yang paham politik Islam harus mengkritisi dan menolak berbagai upaya yang merusak Islam dan menyamakannya dengan selainnya. Karena hanya Islam yang haq, mutlak kebenarannya. Bukan ajaran yang mengandung antara haq dan batil sebagaimana yang mereka tuduhkan.

Dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 42 Allah swt berfirman:

ولا تلبسوالحق بالباطل وتكتموا الحق وانتم تعلمون

Artinya: janganlah kalian mencampuradukkan yang haq dengan yang batil. Jangan pula kalian menyembunyikan yang haq itu, sedangkan kalian mengetahui.

Terus arus deraskan opini Islam hingga memenuhi teras dan langit-langit rumah kita, mereka dan para penghuni bumi seluruhnya. Sampai tidak ada satupun perbincangan yang menarik dan bernas kecuali indahnya hidup dalam sistem Islam Kaffah.

Wallahu a'lam.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel