Penerapan Islam Kafah, Selamatkan Generasi Muda Dari Sekularisme.
Oleh : Qomariah
Adanya peningkatan angka bunuh diri sesungguhnya menggambarkan betapa buruknya mental masyarakat yang terbentuk, mental yang lemah menandakan bahwa masyarakat kita tidak cukup kuat menghadapi tantangan dan ujian hidup, mereka telah diracuni oleh ideologi kapitalisme dan berjalan dengan visi materialistis, bahwa standar kebahagiaan diukur dengan kepemilikan materi semata.
Kasus mahasiswa IPB university meninggal dunia karena bunuh diri, dengan cara gantung diri bukan kali pertama terjadi, bahkan sejak 2015 setidaknya ada lima kasus mahasiswa IPB university yang mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri, namun satu diantaranya gagal. REPUBLIKA BOGOR Jum'at (9/8/2024).
Deretan kasus-kasus bunuh diri mahasiswa IPB university bukan terjadi pada tahun ini saja berikut rangkuman kasus bunuh diri yang terjadi pada mahasiswa sepanjang 2015-2024.
Pertama; pada 2 Agustus 2015 seorang mahasiswa kedokteran hewan IPB ditemukan meninggal dunia bunuh diri di perumahan Dramaga cantik kabupaten Bogor Jawa Barat.
Kedua; pada 16 Juli 2016, mahasiswa IPB ditemukan meninggal dunia gantung diri di kampung Babakan Lio RT 03 RW 09, kelurahan Balumbang jaya, kota Bogor. saat ditemukan lehernya terjerat seutas tali di kamar kost.
Ketiga; seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Bogor, mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri di dalam kamar, di kecamatan Bogor Tengah, kota Bogor.
Keempat; pada 25 April 2022, seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bogor berinisial ER, ditemukan pingsan tergantung di dinding kamar kost di Tegalega, kota Bogor. Polisi menduga ER mencoba melakukan percobaan bunuh diri, beruntung nyawanya bisa diselamatkan.
Kelima; kasus mahasiswa gantung diri terbaru, adalah Sulthan Nabinghah Royyan (18 tahun), mahasiswa baru ITB university itu ditemukan meninggal dunia tergantung di kamar mandi, kamar penginapan di bilangan Dramaga, kabupaten Bogor.
Sederet kasus di atas adalah fakta miris (lemahnya mental), betapa bunuh diri makin menjadi trend, solusi instan untuk menyelesaikan persoalan hidup yang kian pelik. Jika dahulu kita mengenal Korea Selatan dan Jepang sebagai negara yang memiliki angka bunuh diri tinggi, kini Indonesia mulai mengikuti jejak kelam perihal kasus bunuh diri.
Kasus bunuh diri mahasiswa seperti fenomena gunung es. Angka bunuh diri yang tidak terlaporkan bisa jadi lebih banyak, mengingat banyak korban bunuh diri tidak di autopsi atas permintaan keluarga sehingga penyebab pasti kematian hanya berdasarkan analisis kejadian, di sisi lain kampus cenderung menutupi kasus bunuh diri pada mahasiswanya, dengan dalih aib atau menjaga perasaan keluarga.
Meningkatnya kasus bunuh diri di lingkungan kampus memang harus mendapat perhatian serius, bagaimana hal ini bisa terjadi? Ada Lima faktor yang membuat mahasiswa bunuh diri. Seperti; masalah kesehatan mental, tekanan dan tuntutan tinggi dalam lingkup akademik dan keluarga, perasaan kesepian karena tidak adanya dukungan sosial, masalah finansial yang serius, dan perasaan traumatis atau mengalami pelecehan.
Sejatinya ada Lima faktor, masalah kompleks yang terjadi dalam sistem sekuler kapitalisme;
1. Masalah kesehatan mental. Yang sering terjadi pada mahasiswa, diantaranya depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, menyakiti diri sendiri, penyalahgunaan narkoba dan alkohol, insomnia, dan kurangnya bersosialisasi.
2. Tekanan dan tuntutan yang tinggi dalam lingkup akademik dan keluarga.
3. Seiring laju digitalisasi generasi muda, terutama mahasiswa, cenderung banyak berinteraksi dengan dunia digital atau dunia maya. Kesibukan dan keasikan mereka di dunia maya memicu interaksi sosial mereka dengan masyarakat sekitar berkurang.
4. Masalah finansial yang serius, masalah ekonomi kerap menjadi pemicu seorang bunuh diri. Seperti; biaya UKT mahal, mendorong mahasiswa nekat melakukan pinjol, judol, atau tindakan kriminal lainnya.
5. Peristiwa traumatis akibat kehilangan orang terdekat, atau mengalami pelecehan.
Dari lima faktor di atas bahwa sistem pendidikan sekuler, telah gagal membentuk kepribadian generasi muda yang memiliki keimanan kuat, mental yang sehat, serta visi hidup yang jelas.
Sistem kehidupan sekuler kapitalis telah mereduksi pandangan hakiki manusia sebagai hamba Allah SWT.diantaranya dari mana ia berasal, untuk apa ia diciptakan, dan akan kemana setelah kematian.
Dalam pandangan sekuler kapitalisme tujuan hidup manusia sekedar meraih materi sebanyak-banyaknya, dan kesenangan dunia semata. Sehingga ketika hal itu tidak tercapai, ia merasa gagal dan mudah menyerah dalam hidup. Di sinilah munculnya gangguan cemas, stress, depresi dan sejenisnya yang memicu seseorang berniat bunuh diri.
Sistem pendidikan sekuler juga menciptakan lingkungan pendidikan yang tidak manusiawi. seperti; bullying atau rasa superioritas senior terhadap Junior, bahwa sekuler kapitalisme membentuk kesenjangan nyata, yang kaya menindas yang miskin, yang pintar menghina yang lambat menerima pelajaran pengetahuan. Di sisi lain tujuan pendidikannya hanya ditargetkan untuk menjadi lulusan berprestasi yang sifatnya materi dan mengejar kesenangan duniawi, bukan untuk menuntut ilmu dan menjadi manusia beradab serta berakhlak mulia.
Sedangkan penerapan pendidikan di sistem Islam secara kafah, akan mewujudkan generasi berkepribadian Islam, cendekiawan yang cerdas, dan berperadaban mulia. Bahwa pendidikan Islam terlahir dari sebuah paradigma pemikiran yang menyeluruh, tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan. juga dikaitkan dengan kehidupan sebelum dunia dan kehidupan setelahnya, serta dikaitkan antara kehidupan dunia dan kehidupan sebelum dan sesudahnya.
Pada masa daulah Islam (khilafah) banyak lahir generasi unggul. Tidak hanya unggul dalam ilmu saintek, Mereka pun sukses menjadi ulama yang faqih fiddin. Keseimbangan ilmu ini terjadi, karena Islam menjadi asas dan sistem yang mengatur dunia pendidikan. Dalam lintas sejarah peradaban Islam, pendidikan Islam mengalami kejayaan dan kegemilangan yang diakui dunia internasional. Lembaga pendidikan dan majelis-majelis ilmu pun tumbuh subur.
Semua ini berjalan dengan baik karena peran besar negara, dalam mengatur setiap aspek kehidupan, agar sesuai dengan asas pendidikan yang berbasis akidah Islam.
Dengan penerapan sistem Islam secara kafah, dan menerapkan syariat Nya. generasi muda akan terselamatkan dari sekularisme yang merusak di setiap sendi-sendi kehidupan, insyaallah.
Wallahu a'lam bishawab.