Pasukan Militer Yang di Butuhkan Rakyat Palestina
Oleh: Daniaty Agnia
SuaraBali.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani menyuarakan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Pidato itu disampaikan di hadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika dalam Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).
Dalam pidatonya di Forum Parlementer Indonesia Afrika yang sekaligus juga membuka kegiatan tersebut. Puan mengingatkan harus adanya peran parlemen untuk selalu berkontribusi di dalam menyelesaikan persoalan dan komplik global. Selain itu, dia juga menilai parlemen harus menghargai HAM dan menegakkan hukum.
Seruan hentikan genosida di Palestina tanpa pengiriman pasukan/tentara adalah pencitraan belaka. Terbukti sampai saat ini Palestina masih di bombardir oleh zionis Israel. jadi seruan dari pejabat atau pengusaha negeri-negeri muslim tidak mampu menghentikan serangan.
Negeri-negeri muslim di sekitar Palestina bukan hanya abai, tetapi juga ikut mengokohkan eksistensi penjajahan zionis Israel di Palestina. Saat ini tidak bisa mengandalkan PBB, ataupun negeri-negeri muslim lainnya karena ternyata mereka juga adalah sama pendukung zionis Israel. Yang masih menjalin kerjasama ekonomi dengan zionis Israel.
Setumpuk perundingan maupun resolusi ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah Palestina karena sampai hari ini zionis Yahudi masih bercokol di tanah Palestina. Krisis yang berlarut-larut di sana tidak menyentuh akar masalahnya. Selama zionis Israel masih ada dan menjajah wilayah Palestina selama itu pula persoalan Palestina akan terus membara.
Yang di butuhkan palestina adalah solusi tuntas, krisis yang terjadi di Palestina tidak cukup dengan kecaman dan narasi saja, atau dengan perundingan, perdamaian, maupun solusi dua negara, Palestina butuh hukum yang menyelesaikan permasalahannya. Seharusnya negeri-negeri muslim peka dengan kondisi yang terjadi dan mengirimkan tentaranya untuk membebaskan rakyat palestina.
Dan negeri Islam membangun kekuatan ukhuwah atas dasar aqidah. Umat wajib tahu dan memahami fakta Palestina agar bisa memberikan solusi yang benar. Negara berperan penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim, terlebih yang dijajah seperti Palestina.
Umat Islam tidak membutuhkan forum-forum internasional yang hanya berisi formalitas saja, solusi tercepat untuk menuntaskan krisis Palestina adalah bantuan berupa pasukan militer oleh negeri-negeri muslim yang terdekat.
Persoalan Palestina bukan hanya persoalan rakyat palestina saja akan tetapi permasalahan bagi umat Islam seluruhnya karena kaum muslimin itu bersaudara, seperti firman Allah Swt" Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara." (TQS Al Hujurat [49]: 10 )
Negara Islam membina setiap rakyat akan kesadaran politik, bahwa wajibnya mereka untuk melakukan dakwah dan jihad. Karena politik luar negeri Islam adalah dakwah dan untuk merintangi halangan dakwah dengan fisik yaitu berjihad itupun sudah memulai proses-proses sebelumnya.
Sementara jihad benteng terakhir bagi kaum muslim mengajak ketaatan kepada Allah Swt. Berjuang mengembalikan kekuatan dan kejayaan sistem Islam adalah tanggung jawab seluruh kaum muslim. Sistem Islam juga penting untuk menghentikan dominasi dan kejahatan sistem kapitalis global yang menjajah umat manusia.
Solusi Palestina harus ada sang komando jihad untuk menggerakkannya. Pemimpin umat yang mengerahkan seluruh pasukan militernya untuk menumpas semua kezaliman. Dilawan Oleh sebuah negara adidaya yang memiliki kekuatan. Negara dilawan negara efel to efel. Mari perjuangkan supaya negara adidaya itu tegak berdiri lagi yaitu Daulah khilafah Islam yang ditakuti kaum kuffar dan Ideologi kapitalisme hari ini.
Sebenarnya mereka hanya menghambat tegaknya Islam. Dengan terus menjajah negeri-negeri muslim baik dengan pemikiran maupun dengan serangan fisik. Mereka akan berakhir menjajah dan manipulasi kotor akan terbongkar ketika Daulah Islam itu berdiri. Sudah saatnya kaum muslim sadar wajibnya menegakkan Daulah yang sangat urgent diterapkan hari ini.
Wallahu a'lam bish-shawwab