Tanpa Junnah, Nasib Umat Islam Teraniaya
Oleh: Salwa Hidayat
(Aktivis Muslimah, Sleman, DIY)
Lebih dari 307 hari genosida terjadi di Gaza (tepi Barat Palestina) dan seluruh wilayah Palestina. Ribuan saudara semuslim kita telah syahid sebagai syuhada. Dilansir dari republika.com sebanyak 40.000 jiwa telah syahid akibat serangan Isr4el. Kebanyakan korban jiwa adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 90.000 jiwa terluka dan 495.000 warga Gaza menghadapi kelaparan atau 95 % warga Gaza mengalami rawan pangan. Sejak terjadi agresi Isr4el, 625.000 anak Gaza juga putus sekolah dan puluhan ribu tidak bisa mengikuti ujian. 160 jurnalis dan 300 personil medis pun tak luput dari genosida yang dilakukan Isr4el di tanah Palestina. Dari segi infrastruktur, 70% bangunan di Gaza hancur, sebanyak 90% dari rumah sakit tidak dapat berfungsi, 350 unit sekolah dan 12 universitas pun tinggal puing-puing. Banyaknya infrastruktur yang hancur mengakibatkan 90% dari 2,4 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi dan berpindah-pindah. Kabar terbaru yang sangat menyayat hati, (Sabtu, 10/8), badan pertahanan sipil Gaza mengatakan tiga roket Isr4el menghantam sebuah sekolah di kota Gaza yang menggambarkan sebagai pembantaian yang mengerikan. Sedikitnya 90 orang tewas dalam serangan zionis Isr4el tersebut.
Di belahan bumi yang lain pun, nasib saudara Muslim kita tak kalah mengenaskan. Dilansir dari TRIBUNNEWS.COM, Setidaknya 150 warga sipil dari minoritas Muslim Rohingya di Myanmar diperkirakan dalam serangan artileri dan pesawat tak berawak di negara bagian Rakhine, Myanmar. Serangan dilakukan terhadap warga Rohingya yang mencoba melarikan diri dari pertempuran sengit di kota Maungdaw. Mereka berupaya menyeberangi Sungai Naf untuk kabur menyelamatkan diri ke Bangladesh. Padahal, mereka pergi hanya untuk meminta suaka ke negara-negara yang aman menurut mereka.
Penderita muslim Myanmar bukanlah terjadi saat ini saja. Penderitaan ini sudah berlansung puluhan tahun lamanya. Begitu pun dengan kondisi kaum muslimin di Palestina. Namun, sikap para pemimpin negeri kaum Muslim masih sama. Nyatanya, mereka tetap menjalin kerja sama dengan pihak tangan kanan zionis laknatullah tanpa ada rasa empati sedikit pun. Bukan rahasia lagi, keberadaan Amerika Serikat ibarat ibu dari zionis Isr4el. Bahkan kabar terbaru, Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan bantuan senilai 3,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp. 55,8 triliun untuk memperkuat persenjataan dan peralatan militer Isr4el (republika.com, 11/8/2024).
Kondisi kaum muslimin yang teraniaya seperti ini akan terus berlangsung. Setidaknya ada tiga faktor yang menggerogoti tubuh kaum muslimin saat ini, diantaranya:
Pertama, adanya sekat nasionalisme dalam tubuh seluruh negeri-negeri muslim yang berhasil memecah-belah kaum muslimin menjadi lebih beberapa negera-negara kecil. Karena sekat nasionalisme inilah para pemimpin-pemimpin negeri muslim dan kaum muslim belum menyadari akan persatuan umat. Menganggap genosida yang terjadi di Palestina, Myanmar, atau negeri minoritas muslim lainnya bukanlah masalah mereka. Sebab, mereka menganggap itu adalah permasalah negara tersebut. Maka dari itu, persatuan kaum muslim adalah sebuah keharusan untuk disegerakan. Kaum muslimin itu ibarat satu tubuh, sebagimana sabda Rasulullah Saw.: “Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim).
Kedua, adanya hubungan diplomatik antara para pemimpin negeri-negeri muslim dengan zionis dan negara penyokongnya. Dilansir dari SINDO.news, Presiden terpilih Prabowo Subianto menyambut kedatangan Chairman of Volex Plc Nathaniel Philip Victor James Rothschild di Batam. Prabowo turut meresmikan pabrik ketiga perusahaan milik Nat Rothschild, yakni PT Volex Indonesia di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (4/8/2024). Prabowo mengaku bangga atas peresmian gedung Volex Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur dan konektor elektronik tersebut. Dia menilai, peresmian itu menandakan perusahaan milik sahabat adiknya, Hashim Djojohadikusumo itu berkembang dan maju. "Apalagi saat tadi saya diajak keliling-keliling melihat berbagai hasil produksinya, semua untuk memenuhi kebutuhan ekspor luar negeri. Lebih dari itu, hasil produksinya sendiri telah diakui memiliki kualitas yang memadai.”
Seperti yang kita ketahui bahwa james Rothschild adalah salah satu penyokong zionis bahkan termasuk dari zionis itu sendiri, dan sejatinya pembelaaan dari negera- negara barat terhadap muslim di Palestina hanya standar ganda, guna untuk membungkam suara dunia atas genosida yang terjadi di Gaza.
Ketiga, kaum muslimin tidak memilik junnah (perisai). Teraniayanya kondisi kaum muslim seperti yang dijelaskan di atas disebabkan tidak adanya kesatuan umat di bawah satu kepemimpinan yaitu seorang khalifah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., diriwayatkan hadits dari jalur Abu Hurairah ra., bahwa Nabi Saw., bersabda:
“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Oleh karena itu, apa yang yang terjadi di Palestina dan negeri-negeri Muslim minoritas lainnya, selayaknya menyadarkan kita bahwa umat harus bersatu di bawah pelindung dan pemimpin yang satu. Umat jangan mau terjebak dengan tawaran PBB atau negeri-negeri Barat yang justru menyebabkan kegagalan perubahan hakiki. Saatnya, umat menyeru untuk kembali dengan menegakkan institusi yang mampu mempersatukan umat, melindungi, dan mengurus umat dengan benar di bawah naungan sistem Khilafah Islamiyah.
Wallahu A’lam Bish Shawab.