Solusi Efektif Menuntaskan Kriminalitas Remaja

 


(Oleh: Haerini Udin)

Belum lama ini masyarakat Kota Kendari dihebohkan dengan beredarnya video yang mempertontonkan dua remaja putri melakukan aksi penganiayaan terhadap anak di bawah umur. 

Tak lama setelah video penganiayaan tersebut viral, Polresta Kendari menahan dua remaja putri pelaku penganiayaan tersebut berinisial ZAM (17) tahun dan IRM (16) tahun di kediamannya di kelurahan Abeli. (Kendarinews.com, 22/3/24). Hal yang sama juga dialami remaja putri berinisial PR (13) tahun yang ditangkap pihak kepolisian atas dugaan kasus pengeroyokan yang juga melibatkan keluarganya (Kendarinews.com, 7/5/24).


Kasus kenakalan remaja yang berujung pada tindakan kriminal tak hanya sekali ini saja terjadi. Selama tahun 2023 saja, Polresta Kendari telah menangani 55 pelaku tindak kriminal masih di bawah umur. Berdasarkan data Kepolisian Resort Kota (Polresta) Kendari, tindakan pidana penganiayaan tercatat sebanyak 135 kasus sementara pengeroyokan sebanyak 55 kasus. Tindakan pidana yang terjadi selama 2023 sebanyak 927 kasus dengan 651 tersangka dan 55 orang di antaranya masih di bawah umur. (Kendari24.com, 31/12/23).


Maraknya kasus kriminal yang melibatkan remaja tentu menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat dan terkhusus bagi para orang tua. Lalu, upaya apa saja yang telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini? 


Upaya Pencegahan


Dalam rangka Harkambtibmas, Kepolisian Resor (Polres) Kolaka, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) melatih personel-nya untuk menangani kasus kenakalan remaja, pelecehan seksual kepada anak, serta kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah hukum Polres Kolaka. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk menyatukan persepsi dan mengetahui apa saja yang nantinya dilakukan ketika menghadapi persoalan-persoalan tersebut. (Sultra.antaranews.com, 20/6/23). 


Selain itu, dalam upaya pencegahan kasus kenakalan remaja yang semakin meresahkan masyarakat, pihak satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polresta Kendari melakukan penyuluhan di beberapa sekolah di Kota Kendari guna mencegah maraknya kenakalan anak remaja sekolah. Dipimpin KBO Binmas Ipda Herawati Bersama Kasubnit Bintibsos melakukan kordinasi, pembinaan, dan penyuluhan di SMA 6 Negeri Kendari. (www.rri.co.id, 29/1/24). 

Sebelumnya kegiatan serupa juga dilakukan di SMK negeri 3 Konawe Selatan, dikutip dari www.rrri.co.id pada tanggal 14 November 2023 pihak kepolisian sektor (Polsek) Buke Konawe Selatan telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada siswa-siswi SMK negeri 3 Konawe Selatan. Kapolsek Buke, Inspektur Polisi Dua (Ipda) I Gusti Rai Sadi Armawan SH mengatakan, kepolisian turun melakukan edukasi kepada pelajar, dimaksudkan agar para pelajar dapat menghindari kenakalan remaja.


Penyebab Kenakalan Remaja


Jika kita telaah lebih dalam, maka akan kita dapati bahwa kenakalan remaja yang berujung pada tindakan kriminal ini dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari diri anak atau remaja itu sendiri, seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. 

Krisis identitas adalah masa dimana remaja mempertanyakan tentang jati diri mereka dan apa fungsi mereka ada di dunia ini. Dalam kondisi ini remaja belum memahami hakikat hidup dan dirinya, ia tidak memahami hakikat penciptaan dirinya dan untuk apa dia diciptakan. Sehingga. ia bingung bagaimana mengisi masa remaja dengan baik dan efektif. Dengan kata lain, ia gagal paham untuk apa masa remajanya akan dihabiskan. 


Adapun kontrol diri yang lemah, dalam hal ini remaja kurang mampu untuk mengatur, menyusun, membimbing, dan mengarahkan bentuk perilakunya kepada konsekuensi yang positif. Ia kurang bisa mengendalikan diri atas potensi kehidupan yang dia miliki, khususnya naluri mempertahankan diri (gharizah baka). 

Sejatinya, setiap manusia memiliki kebutuhan jasmani dan rohani yang harus di penuhi dengan benar. Jika tidak, maka fungsi biologis tubuhnya akan terganggu. 


Selanjutnya adalah faktor eksternal. Dalam hal ini, yang utama berasal dari keluarga dan lingkungan. Keluarga adalah institusi yang mengajarkan nilai dan norma yang akan menjadi bekal remaja untuk menghadapi kehidupannya. Keluarga juga bisa penyebab kenakalan remaja jika pola asuh yang tidak tepat seperti kurangnya kontrol orang tua terhadap anak. Lingkungan ini bisa bermacam-macam, bisa dari pengaruh teman sebaya atau tontonan di media. 


Solusi Islam


Sesungguhnya, upaya menyelesaikan persoalan kenakalan remaja saat ini tidak cukup hanya dengan sosialisasi dan edukasi semata. Namun, perlu adanya penyelesaian secara menyeluruh. Seluruh penyebab kenakalan remaja yang telah kita bahas  nyatanya adalah efek dari penerapan sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan di negeri ini. Sistem kapitalisme-sekuler adalah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, baik itu kehidupan rumah tangga, masyarakat, maupun negara.


Di samping itu, sistem kapitalisme-sekuler telah melahirkan kurikulum pendidikan yangbterjadi jauh dari agama. Alhasil, akhlak remaja semakin tergerus. Tidak lagi memperhatikan sopan santun terhadap guru dan orang tua. Perangai anak jadi semakin kasar, mudah emosi, dan mudah berkata kasar tanpa mempertimbangkan konsekuensi perbuatannya di mata Allah Swt.


Olehnya, Islam, yang bukan hanya sebatas agama spiritual, tetapi juga sebuah sistem yang melahirkan aturan yang sempurna, sebagai pedoman hidup bagi manusia memiliki solusi untuk persolan ini.  Bagaimanakah caranya?

Pertama, sistem pendidikan Islam, fokus pendidikannya kepada pembentukan kepribadian pelajar. Penanaman akidah adalah perkara penting yang harus dilakukan sedini mungkin. Setelah tertancap akidah yang kuat dalam diri-diri pelajarnya, ia akan mampu membedakan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Inilah insan kamil yang bertakwa.


Tak hanya itu saja, negara juga bertanggungjawab atas ketersediaan fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas prima serta tersebar merata di seluruh negeri. Hal ini akan menghasilkan pemuda-pemudi yang giat belajar demi menjadi manusia bermanfaat. Alokasi dana yang besar pada pendidikan dan juga jaminan pendidikan pada seluruh warga menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi berkualitas. 


Kedua, sistem kehidupan yang islami akan menjadikan umat paham agama, para ibu fokus menjadi madrosatul ula bagi anak-anak mereka, sehingga pendidikan bukan hanya dari sekolah, justru yang utama dari rumah. Nilai yang berkembang di masyarakat pun bukan liberalisme, tetapi ketakwaan. Setiap orang akan saling beramar makruf jika ada saudarinya yang melanggar syariat. Aktibitas inilah yang akan menghilangkan potensi kenakalan remaja. 


Industri hiburan yang berbau maksiat dilarang tegas oleh negara, sebab fungsi negara adalah untuk menjaga jawil iman masyarakat. Dengan begitu, kehidupan umat, termasuk di dalamnya para remaja, akan fokus melakukan amal kebaikan. Sebaliknya, industri yang akan berkembang adalah industri yang dapat membantu kehidupan umat manusia lebih baik dan makin mengukuhkan iman.

Maka dari itu, persoalan ini hanya bisa terselesaikan secara tuntas dan menyeluruh dengan tegaknya Khilafah yang akan penerapan sistem syariat Islam diselur negeri. 


Wallahu 'alam bishowab.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel